Jumat, 17 Januari 2014

Pembuatan Sepatu

Bagaimana Proses Pembuatan Sepatu (Shoes Manufacture)



Pendahuluan
Sektor industri, terutama industri alas kaki ( footwear manufacture ) di Indonesia, menjadi menarik untuk dibahas karena kekhasan karaketristik industri ini, baik dari industri yang padat karya, produksinya berdasarkan atas order yang diterima dan sebagian bahan bakunya harus diimpor, sampai mesin produksi yang digunakan merupakan mesin dengan middle technology.

Pada masa krisis, jumlah produsen sepatu olah raga di Indonesia tercatat sebanyak 170 perusahaan. Saat akhir krisis tahun 1997 jumlah tersebut berkurang menjadi 83 perusahaan. Industri sepatu di Indonesia telah mengalami kemajuan significan. Diawali dari produsen sepatu dalam negeri yang  masih dikategorikan sebagai industri kecil dengan kualitas rendah, telah berkembang  menjadi produsen sepatu skala besar yang mampu memproduksi sepatu berstandar Internasional. Hingga tahun 2011, perusahaan sepatu di Indonesia mencapai  388 perusahaan.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, taraf hidup, gaya hidup, dan kesadaran masyarakat akn pentingnya kesehatan , maka permintaan sepatu olah raga ( sport shoes ) juga mengalami peningkatan.  Kondisi ini mendorong tumbuhnya perusahaan-perusahaan yang memproduksi sepatu olah raga. Industri sepatu nasional dalam skala besar didominasi oleh merek – mere k Internasional ( branded shoes ) , seperti Adidas, Nike, Reebok, Mizuno, Puma, New Balance,  dll. Tidak berhenti sampai disini, besarnya permintaan telah mendorong tumbuhnya  merek  nasional seperti Specs, League, Tomkins, Piero, dll.

Ada beberapa jenis sepatu olah raga yang diproduksi di dunia ini yang dibuat berdasarkan kebutuhan konsumen. Saya mengambil contoh  sepatu produksi  nasional merek SPECS , terbagi kedalam beberapa jenis, yaitu : Football, Futsal, Badminton, Running, Tenis.


Football
Futsal
Running

Badminton

Tenis













Proses  Produksi Sepatu

Dalam  konstruksi sepatu, beberapa manufacture menggunakan istilah-istilah yang hampir sama yang menunjukkan elemen-elemen sepatu. Anda bisa lihat gambar berikut :

Elemen Sepatu
Umumnya konstruksi sepatu terbagi menjadi 2 bagian utama, yaitu :
  1. Upper
  2. Bottom
Upper
Upper sepatu adalah bagian sepatu yang terdapat di bagian sisi atas, mulai dari ujung depan sepatu, sisi kanan dan kiri, bagian lidah (tongue) sampai dengan bagian belakang. Karakteristik dari upper biasanya berbahan dasar kain sintetic atau kulit (leather) yang telah dirakit dengan jahitan (stitching process).
Bottom
Bagian bottom dari sepatu adalah bagian alas atau bagian bawah dari sepatu. Biasanya orang menyebut bagian sole. Bottom terdiri dari insole, midsole dan outsole. Dan ada juga yang menggunakanbahan Pu-Puck (Polyurethane).

Flow chart berikut merupakan proses standard produksi sepatu. Saya ambil dari Link Website berikut : http://dorothy.wikidot.com/shoes-manufacturing

Alur Proses Produksi Sepatu
Keterangan :
1. Upper Components Cutting

Manual Cutting
Cutting process adalah proses pemotongan bahan baku sebelum dibentuk menjadi upper sepatu. Bahan baku yang berupa kain atau pun kulit (leather) dipotong membentuk pola-pola ( Cardsboard patterns ) yang telah ditentukan sebelumnya. Peralatan yang diperlukan dalam proses ini menggunakan mesin potong (cutting machine) dan alat potong yang disebut dengan cutting dies yang bentuk dan ukurannya telah dibuat sesuai dengan pola-pola potongan yang akan dikerjakan.

2. Stitching / Sewing
Upper Sewing
Pada proses ini pola-pola bahan baku yang telah dipotong di cutting process kemudian dijahit yang kemudian dibentuk menjadi upper sepatu. Dalam proses penjahitan ini sangat banyak membutuhkan waktu dalam pengerjaannya. Hal ini dikarenakan tinginya tingkat kesulitan dalam menjahit dan juga butuh ketelitian yang sangat tinggi. Potonganpola dijahit satu persatu sehingga membentuk upper sepatu yang selanjutnya disatukan di proses perakitan.

 

3. Outsole Production
outsole
Outsole, merupakan Bagian terbawah dari sepatu yang contact dengan tanah. Karakteristik outsole yang baik antara lain: Cengkeraman (grip), daya tahan, dan tahan air. Untuk sebuah sepatu, bahan yang digunakan pada outsole biasanya merupakan gabungan dari beberapa bahan untuk menyesuaikan dengan model,warna dan fungsi yang diinginkan, antara lain berbasis plastik, karet/rubber, sponge. masing masing jenis bahan tersebut juga bervariasi. misalnya untuk plastic ada jenis TPR, TPU dll.
Proses pembuatan outsole terdapat 2 jenis, yaitu molding dan injection.
Molding process dapat dilihat dalam vidio berikut :

Injection process dapat dilihat dalam vidio berikut :

4. Insole production
Insole
Insole, merupakan bagian dalam sepatu, tepatnya berada di bawah kaki. Bahan yang dipakai untuk insole sangat menentukan kenyamanan saat kita mengenakan sepatu.
Berikut proses pembuatan insole.

5. Stock Fitting
Beberapa jenis outsole bisa langsung digunakan pada proses Assembling, namun ada juga beberapa jenis bottom yang harus melalui proses stock fitting. Proses ini adalah merupakan proses kerja yang menggabungkan bagian-bagian dari bottom sepatu, yaitu antara midsole dan outsole sampai terbentuk menjadi bottom sepatu. Midsole yang berbahan dasar phylon akan digabungkan dengan outsole yang berbahan dasar karet (rubbersole) dengan cara mengelem/cementing.
Stock Fitting
6. Assembly
Pada bagian inilah perakitan sepatu dikerjakan. Bagian-bagian sepatu yang masih berupa upper dan bottom digabungkan hingga menjadi bentuk sepatu. Bagian upper yang diproduksi dari divisi stitching process sebelumnya dan bagian bottom yang diproduksi di divisi stockfit dirakit dalam proses ini sampai membentuk sepasang sepatu. Hal-hal penting dalam proses assembling bisa dilihat dalam detail berikut.
  
a. Laste
Saat memasuki proses assembling Upper dan Bottom sudah berupa pasangan atau “set”, dengan size yang sudah ditentukan. Untuk membentuk sepatu agar mengikuti kontur kaki digunakan laste.Setiap Merek memiliki dimensi Laste yang berbeda-beda meski dengan size yang sama. Sepatu untuk kaki orang asia tentunya memiliki  laste yang berbeda dengan jenis kaki orang  Eropa.
Laste

prsoes pembuatan laste
b. Penyatuan Upper dan Midsole
Beberapa sepatu yang menggunakan Phylon, antara Upper dan phylon disatukan dengan menggunakan mesin Toelast – Healast.
Toelasting machine menyatukan dengan cara pengeleman dan Press dibagian ujung / Toe. Sedang Healast machine menyatukan bagian belakang/heal dengan cara yang sama.
Adapula sepatu jenis stroble, jenis ini tidak menggunakan mesin toelast-healast karena Upper dan midsole disatukan dengan cara di jahit.
Setelah proses ini, Upper yang didalamnya sudah terdapat laste dikenakan proses pemanasan / heating agar bahan upper ( leather/synthetic ) tercetak dengan baik sehingga mengikuti kontur permukaan laste.
Healasting Machine
Toelasting Machine
c. Treatment Upper - Bottom
Sebelum disatukan, permukaan kontak ( contact surface ) Upper dan Bottom harus di Treatment  terlebih dahulu. Pada dasarnya treatment ini bertujuan untuk membersihkan contact surface,membuka pori-pori permukaan bottom dengan penyinaran ultra violet (UV), cementing, dan Heating.
Upper-Bottom Treatment
d. Press
Menyatukan bottom dan upper dengan menggunakan mesin press.
e. Pendinginan
Secara teoritis material upper baik dari Synthetic maupun leather/kulit  ditreament ( melalui proses heating ) untuk mengikuti kontur permukaan laste. Setelah proses penyatuan dengan bottom di mesin press. Laste tidak boleh langsung dilepas. Proses pendinginan diperlukan untuk menghentikan perubahan bentuk material. Proses ini dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu pendinginan perlahan, sepatu dilewatkan dalam conveyor gantung yang panjang dan didinginkan dengan angin dengan suhu ruang normal. Cara kedua yaitu pendinginan cepat, sepatu diletakkan diatas conveyor yang melewati lorong dengan suhu chiller.
f. Finishing
Proses  ini merupakan akhir dari semua proses produksi yang dikerjakan. Sepatu hasil produksi dan telah melewati pemeriksaan quality kemudian akan di-packing ke dalam dus karton sepatu yang kemudian disimpan di gudang final product.
Finishing
Keseluruhan proses Assembling, bisa dilihat dalam vidio berikut, saya menggunakan proses assembling Adidas. Beberapa tahapan tampak tidak sama dengan yang saya sampaikan, ini erat kaitannya dengan aplikasi teknologi. Semoga Vidio ini  memberikan masukan yang sangat berharga bagi praktisi, bahwa industri sepatu tidak selalu identik dengan midle teknologi, namun penggunaan high tech merupakan hal yang mungkin diterapkan untuk meningkatkan efisiensi, quality, dan produktivitas.


Pengetahuan Seputar Logo Branded Shoes


Nike, Nama “Nike” Terinspirasi oleh Dewi mitologi Yunani Kuno  yaitu Nike. Logo yang berbentuk centang didesain oleh Carilyn Davidson, seorang mahasiswi desain grafis di prtland State University pada tahun 1971. Logo Nike, adalah representasi dari sayap dewi kemenangan Yunani, disebutSwoosh. Sayap dewi Yunani suci dikenal untuk membawa motivasi dan kekuatan berani untuk prajurit. Logo berbentuk sayap awalnya dianggap sebagai "strip" tapi kemudian diganti dengan sebutan "Swoosh"



Logo Nike

AdidasLogo Adidas yaitu gambar visual tiga balok miring yang menanjak. Gambar tanjakan diartikan sebagai rintangan yang akan selalu ada dan akan selalu semakin tinggi, sehingga harus pantang menyerah untuk mengatasinya.
Logo Adidas
Reebok, Logo Reebok pada gambar ini diperkenalkan pada tahun 1986. Sering disebut sebagai “Vektor”. Desainnya terinspirasi pada tanda cross check pada produk di lini produksi, yang disebut dengan stripe side – cross check. Melalui desain logo ini, Reebok ingin memberikan inspirasi agar jangan menyerah.

Logo Reebok
FilaLogo Fila adalah salah satu logo yang paling populer yang pernah dibuat. Logo Fila hadir sangat mencolok dan mengesankan  dengan adanya penekanan pada huruf “F” yang artistik. Logo ini menggunakan odel huruf yang saling menyambung biasa disebun Snikelike Letters yang memberikan tampilan elegan dan Futuristik. Warna merah pada huruf F memberikan kesan unik, dan mewakili vitalitas, semangat, dan gairah. Disisi lain, warna biru mewakili kepercayaan dan keandalan  Brand ini.
Logo Fila
MizunoLogo ini digunakan oleh produk olahraga merek Mizuno  sejak tahun 1983, pertama kali dikenalkan oleh Divisi Atletik Mizuno. Istilah lain dari logo ini yaitu Logo Run Bird ( RB logo ).Logo ini memiliki desain 3  stripe  geometris  yang mewakili orbit tiga planet yang menggambarkan pandangan luas perusahaan dan kebebasan berpikir. Penggunaan istilah Runbird ( RB ) dalam bahasa inggris  mewakili kecepatan, kelincahan, dan kekuatan.
Logo Mizuno

Penutup
Semoga artikel ini memberikan gambaran dalam proses pembuatan sepatu olah raga.  Kombinasi dari  beberapa faktor seperti: 1) upaya  minimalisir material cost, 2) tuntutan quality tinggi, jumlah karyawan dalam jumlah besar, 3)  padat karya, 4) ketatnya pengawasan  pada  ketaatan terhadap undang-undang, 5) harga yang harus kompetitif, 6) kondisi ekonomi & politik global, dan faktor-faktor lainnya, menjadikan industri sepatu  ( di Indonesia ) memiliki kompleksitas permasalahan yang sangat unik dari sisi teknis dan non teknis. Penggunaan teknologi tinggi, Automatisasi, dan Penerapan model produksi modern merupakan satu-satunya jawaban untuk mengatasi segala kompleksitas permasalahan yang terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar